Penyejuk Hati

 


TIME
  • Home
  • About Us
  • Penyejuk Hati
  • News
  • Humor
  • Album
  • Download
  • Contact Us
  • Suara Hati
    "Seorang dengan tujuan yang jelas akan membuat kemajuan walaupun melewati jalan yang sulit. Seseorang yang tanpa tujuan, tidak akan membuat kemajuan walaupun ia berada dijalan yang mulus!"
    Link Connection
    Data Tamu
    click here for website design companies
    Provided by florida web design company.
    Pesan Pengunjung
    <
    Free chat widget @ ShoutMix
    Keberuntungan bersama do’a
    Jumat, 27 Juni 2008
    Keberuntungan bersama do’a

    “Dan Tuhanmu berfirman: Berdo’alah kamu kepada-Ku niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya, orang-orang yang enggan untuk beribadah kepada-Ku pasti akan masuk neraka dalam keadaan hina-dina”.
    (QS. Ghaafir : 60) 1)
    Do’a sebagai nikmat lahir batin.
    Hampir setiap hari seorang muslim beraktifitas, dan hampir setiap aktifitas muslim diawali dan diakhiri dengan do’a. Hal ini menunjukkan bahwa di setiap saat dan tempat, seorang muslim selalu membutuhkan Allah. Maka sungguh naïf jika mengaku muslim namun tidak berdo’a. Yang seolah-olah tidak perlu lagi pertolongan dan kasih sayang Allah.

    Tiada orang yang meremehkan do’a kecuali lemah imannya. Do’a merupakan nikmat yang besar, yang dikaruniakan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya. Dimana Allah memerintahkan kepada mereka untuk berdo’a lalu Allah langsung berjanji akan mengabulkannya. 2) Bukankah ini sebuah kenikmatan?

    Do’a memiliki kedudukan yang tinggi dalam agama. Karena dengan do’a seseorang akan dibukakan pintu-pintu kebaikan dan ditutup dari celah-celah keburukan. Karena hampir tiada seorangpun yang berdo’a kecuali pasti meminta kebaikan dan supaya dihindarkan dari kejelekan. Sehingga datanglah keberuntungan satu persatu, rejeki menghampiri silih berganti selama do’a tadi hanya dimohonkan kepada Allah saja. Karena harus kepada Allah saja semua hamba beribadah. Memohon pertolongan di saat lapang maupun terjepit. Dan hanya kepada Allah saja ia bergantung dan mengembalikan segala urusan. 3)

    Tidak ada seorangpun yang mampu mengumpulkan perbendaharaan kebajikan dengan hanya mengandalkan usaha saja, atau do’a semata-mata. Tetapi antara do’a dan usaha harus berjalan secara bersama.

    Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: dzikir dan do’a bagi hati seperti air bagi ikan. Anda bisa bayangkan jika ikan keluar dari airnya. Tentu ia akan menggelepar, bingung tak karuan. Begitu pula hati manusia jika kosong dari berdzikir, tentu ia akan merasakan kerisauan yang tiada tara dalam menghadapi hidup ini. 4) Seorang yang hatinya kosong dari dzikir dan do’a tampak benar kegalauan jiwanya di setiap saat.

    Allah senang mendengar rintihan dan keluhan hamba-Nya di saat berdo’a. sehingga bagaimana hamba sendiri tidak bisa merasakan kegembiraan di saat berdo’a? Sebab saat-saat berdo’a sama dengan saat-saat berdzikir. Dan berdzikir adalah sumber ketentraman hati. Yang lebih bernilai dari semua harta-harta. Sedangkan saat-saat tidak berdo’a adalah masa-masa kelalaian. Yang mengakibatkan kerugian dan kesengsaraan. Seandainya manusia tahu akibat dari apa yang dihasilkan dalam kelalaian tersebut tentu ia tidak akan lalai. Ia akan tetap berdzikir dan berdo’a agar terhindar dari akibat yang membinasakan. Yang ia tidak sadari.

    Janji Allah
    Bukankah nabi Yunus ketika berdo’a di dalam perut ikan, akhirnya dikabulkan? Demikian pula do’a Adam dengan mengakui kesalahannya saat diusir dari surga, do’a nabi Ayyub agar sembuh dari sakit parah bertahun-tahun akhirnya juga diperkenankan, do’a Ibrahim agar Makkah dijadikan kota yang aman sentausa, do’a Musa yang diselamatkan dari pengepungan, dan do’a nabi kita Muhammad yang dimenangkan dalam perang Badar. Dan seterusnya.

    Bukan lantaran karena sebagai nabi yang do’anya dikabulkan, namun semua do’a hamba dikabulkan sebab Allah maha dekat, Dia mendengar setiap untaian do’a hamba-Nya, berjanji akan mengabulkannya, dengan firman-Nya;
    “Dan apabila hamba-Ku bertanya tentang Aku, maka katakanlah Aku dekat, akan aku perkenankan do’a orang yang berdo’a kepada-Ku” (Al-Baqoroh:186) 5)

    “Demi janji Allah, dan Allah tidak pernah mengingkari janji” (QS Ar-Ruum: 7). 6)
    Jika hamba minta rejeki dikasih rejeki, minta sehat dikasih sehat, minta cukup dikasih cukup, apalagi?

    Do’a menunjukkan rasa ketergantungan yang tinggi kepada Allah. Sehingga seorang hamba tidak hanya mengandalkan dirinya sendiri, tidak terlalu bergantung kepada manusia, tidak pula kepada siapa saja. Sehingga yang ada adalah rasa membutuhkan, keinginan untuk kembali kepada-Nya dengan bersungguh-sungguh, rasa cemas dan harap bercampur, yakin bahwa do’a yang dipanjatkan pasti dikabulkan. Baik segera maupun tertunda.

    Rosulullah bersabda; “jika kalian berdo’a yakinlah bahwa do’amu akan dikabulkan. Karena Allah tidak mengabulkan do’a seseorang yang hatinya lalai” (HR. Muslim) 7)

    Umar berkata: “Sesungguhnya aku tidak ingin membawa hasrat pengabulan, tetapi hasrat berdo’a. jika aku mendapatkan ilham do’a maka pengabulan akan menyertainya” 8)

    Rosulullah bersabda; ‘Sesungguhnya Allah mengabulkan do’a seorang hamba selama hamba tersebut tidak bosan. Yaitu seseorang berkata: aku sudah berdo’a tapi Allah tidak mengabulkannya. Lalu ia tidak berdo’a lagi. (HR. Muttafaqun alaih) 9)

    Jika do’a belum terkabulkan maka hendaknya sabar, karena Allah lebih tahu kapan do’a tadi diperkenankan untuk hamba-Nya. Barangkali Allah menghendaki do’a tersebut sebagai simpanan kelak di akhirat, atau sebagai ganti diselamatkan dari suatu bala’ atau terhindar dari penyakit sejenis dan sebagainya. Karena bisa jadi apa yang sebenarnya sangat dicintai manusia adalah buruk di sisi Allah dan bisa jadi pula apa yang dibenci manusia adalah baik di sisi Allah.

    Do’a adalah ibadah (At-Tirmidzi) Do’a adalah senjata seorang mukmin dan tiang agama serta cahaya langit dan bumi. (Abu Ya’la) Do’a seorang mukmin bagi saudaranya yang tidak hadir dikabulkan Allah, apalagi untuk keluarganya, anak-anaknya, orang tuanya dan guru-gurunya. (HR. Ahmad)

    Do’a yang mustajab adalah pada waktu tengah malam, pada akhir sholat fardhu (Ibnu Khuzaimah), di antara adzan dan Iqomah (Ahmad), barang siapa yang berdo’a kepada Allah pada waktu senang maka Allah kabulkan pada waktu dia dalam kesulitan (ar-Robi’), do’a orang berpuasa sampai ia berbuka, seorang penguasa yang adil, do’a orang yang didholimi/teraniaya, (HR. Tirmidzi), do’a sejak sepertiga malam hingga fajar (Ahmad), do’a orang tua kepada anak, do’a para musafir di jalan Allah (Ahmad dan Abu dawud).

    Tiada yang sulit bagi Allah, jika Ia berkehendak maka tinggallah berfirman: “Jadilah !, maka terjadi !! dan sebaliknya apapun yang tidak Ia kehendaki maka tidak akan terjadi meskipun seluruh makhluk menghendaki terjadi. 10)

    Do’a atau permohonan bagi seorang muslim merupakan dialog langsung dengan Allah, dengan sangat mengharapkan dikabulkannya permohonan itu. Do’a sebagai pengakuan atas segala kekurangan, kelemahan, dan keterbatasan seorang hamba dalam segala hal. Dengan berdo’a menunjukkan akan butuhnya pertolongan Allah swt.

    Dalam berdo’a seorang muslim tentu mengidamkan kehidupan yang baik di dunia berupa; rejeki yang melimpah, kehidupan yang sejahtera, anak-anak dan keluarga yang sehat, masyarakat yang damai dan sentausa serta dapat beragama dengan sempurna. Kehidupan akhirat yang baik berupa ; ringannya hisab, terselamatkan dari pedihnya azab neraka dan dimasukkan ke dalam surga. 11)
    “Ya Robb kami berilah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta selamatkanlah kami dari api neraka” (QS Al-Baqoroh: 201) 12)

    Rosulullah melarang orang yang berdo’a diluar kemampuannya seperti; berdoa agar bisa terbang layaknya burung, minta jabatan yang dia sendiri tidak mampu memikulnya, meminta kekayaan tetapi dengan cara yang haram.

    Orang yang enggan berdo’a dia berdosa. Sebab hal ini menunjukkan dia tidak membutuhkan apapun dari Allah. Padahal yang benar adalah semua makhluk amatlah berhajat akan pertolongan Allah. Di setiap tempat dan setiap saat. Dengan berdo’a seseorang akan mewujudkan keperluannya tercapai, sebab dia melibatkan peran serta Allah yang maha tak terkalahkan.

    Do’a adalah tuntutan setiap jiwa yang hidup, sejahat dan seawam apapun dia. Sebab manusia dalam hidupnya selalu menghadapi berbagai tantangan, kebutuhan, dan kesulitan. Yang tidak dapat dia atasi sendiri tanpa bantuan Allah yang maha kuat. Do’a bukanlah satu-satunya jalan pemecahan jika tanpa disertai ikhtiar dan usaha. Namun jika usaha yang maksimal secara terus-menerus gagal maka do’a menjadi benteng pertahanan rohani.

    Faidah do’a
    Do’a memiliki keutamaan yang sangat banyak, diantaranya adalah;
    1. Allah pasti akan mengabulkannya.
    “Dan berdo’alah kepada-Ku, niscaya pasti akan Aku kabulkan….” (Al-Ghofir:60) 13)
    2.Dapat memberikan manfaat dari apa yang sudah menimpa dan dari apa yang belum terjadi. 14)
    3.Dapat merubah taqdir.
    Bayangkan jika jatah kita hari ini mendapat kecelakaan, namun karena kita pada pagi hari berdo’a maka musibahpun bisa terhindar. Tidak ada yang dapat merubah taqdir kecuali do’a, dan tiada yang memperpanjang umur kecuali amal.
    4. Membuat malu Allah, dan keniscayaan agar do’a dikabulkan.
    “Allah merasa malu apabila ada hamba-Nya yang menengadahkan kedua tangannya untuk berdo’a lalu mengembalikannya dalam keadaan kosong” (HR Abu dawud no. 1488), 16)
    5.Dikabulkan do’a tersebut dalam saat yang tepat; adakalanya disegerakan, atau ditunda untuk simpanan akhirat, atau dihindarkan dari musibah.
    “Tidaklah seorang muslim meminta kepada Allah dengan sebuah do’a dalam keadaan dia tidak berdosa dan tidak pula memutus silaturrahim kecuali Allah pasti memberinya tiga hal; bisa jadi do’anya langsung dikabulkan, jika tidak maka sebagai simpanannya kelak di hari akhirat, atau ia dihindarkan dari suatu kejelekan, sahabat bertanya: bagaimana jika kami lebih memperbanyak do’a wahai rosulullah?, rosulullah bersabda; “Apa yang di sisi Allah lebih banyak” (HR. Ahmad dari Abi Sa’id) 17)
    6. Do’a itu sendiri bernilai ibadah. Dan diriwayatkan dalam hadits:
    “Do’a itu adalah sari ibadah”. (HR At-Tirmidzi) 18) “Maksud hadits ini adalah bahwa segala macam ibadah, baik yang umum maupun yang khusus, yang dilakukan seorang mu’min, seperti mencari nafkah yang halal untuk keluarga, menyantuni anak yatim dll, semestinya diiringi dengan permohonan ridha Allah dan pengharapan balasan ukhrawi. Oleh karena itu Do’a (permohonan dan pengharapan tersebut) disebut oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai sari atau otak ibadah, karena senantiasa harus mengiringi gerak ibadah” 19)
    7.Diberi kebaikan di dunia dan akhirat (HR Muttafaqun ‘alaih) 20)

    Mengapa do’a tidak diperkenankan.
    Ada yang meninggalkan do’a karena malas atau menganggapya sebagai sesuatu yang remeh. Tidaklah demikian kecuali karena telah mati hatinya. Syeikh Ibrahim Adhan berkata; ada 10 di antara penyebab do’a tidak dikabulkan;
    1. Kamu mengenal Allah tapi tidak kau tunaikan haq-haq-Nya.
    Inilah faktor terbesar penghalang pengabulan do’a. Tidak mentauhidkan Allah menunjukkan kematian hati. Bagaimana mungkin dikabulkan permintaan sementara bersikap cuek terhadap Allah ?. Dengan demikian yang dinikmati saban hari hanyalah kekacauan urusan, seretnya koneksi, target-target yang selalu meleset, akhirnya berujung pada kegagalan demi kegagalan.
    2. Engkau mengenal rosulullah, namun kau remehkan sunnah-sunnahnya
    Sebagaimana syair yang diungkapkan oleh Abdullah bin Mubarok; “Sungguh ajaib dalam dunia percintaan, sang pecinta hanya mengumbar cinta gombal. Cinta yang tak pernah nyata dalam realita. Jika cintamu kepada rosulullah memang benar, niscaya pasti kau ikuti sunnahnya, sebab seorang pecinta pasti mentaati yang dicinta”.
    “Katakanlah (Muhammad), jika kamu mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah maha mengetahui lagi maha menyaksikan” (QS Ali-Imron: 31) 21)
    3. Engkau tahu betapa banyak nikmat Allah, namun tidak mensyukurinya.
    Dalam hal pendapatan nikmat, manusia memperoleh kelebihan nikmat-nikmat dibandingkan seluruh makhluk yang ada. Kalau burung hanya menggeluti ulatnya, kambing hanya menggeluti rumputnya, buaya terus saja menggeluti dagingnya. Namun manusia, subhanallah, hampir semua jenis makanan, minuman, pekerjaan, fasilitas, cita-cita, dan seterusnya, inginnya dikuasai semua. Giliran urusan bersyukur, piker-pikir.
    “Sungguh Allah memiliki karunia yang besar bagi manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukuri” (QS.Al-baqoroh: 243) 22)
    “Jika kamu bersyukur niscaya akan Aku tambah nikmat-Ku kepadamu, dan jika kamu kufur, sungguh adzab-Ku amatlah pedih” (QS Ibrahim: 9) 23)
    4. Engkau membaca Kitab Allah, namun tidak mengamalkannya.
    Rosulullah bersabda; “Ya Allah, sesungguhnya kaumku menjadikan AL-Qur’an itu sebagai sesuatu yang ditinggalkan” (QS Al-Furqon: 30) 24)
    Syaikhul Islam mensyarah hadits ini dengan ucapannya; “barang siapa yang tidak membaca Al-Qur’an, dia meninggalkannya, membaca Al-Qur’an namun tidak mengetahui artinya, dia meninggalkannya, mengetahui artinya tapi tidak tidak merenungkannya, dia meninggalkan, merenungi artinya namun tidak mengamalkannya dia termasuk meninggalkannya” 25)
    5. Engkau mengetahui bahwa syetan sebagai musuh, namun menyepakati ajakannya.
    Penggambaran syetan sudah salah kaprah di negeri ini, yakni dikesankan sebagai hanti, kuntilanak, vampire dan sejenisnya. Padahal yang seharusnya dipermasalahkan adalah tipu dayanya, yang selalu mengajak manusia kepada kekejian dan kemungkaran.
    “Dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah syetan, sesungguhnya dia adalah musuh nyata bagimu, yang hanya menyuruh kamu dengan kejelekan dan kekejian dan agar kalian mengatakan atas nama Allah apa yang kalian tidak tahu” (QS Al-Baqoroh: 168-169) 26)
    6. Engkau mengetahui bahwa surga itu benar, namun kalian tidak mengejarnya.
    Kalau untuk beli perkakas rumah tangga yang harga jutaan tidak keberatan, giliran infaq cari uang gambar monyet. Jikapun keliru infaq di masjid 100.000, takmir di kejar. Dan memang realita mayoritas adalah malas berkorban (tenaga, pikiran, harta apalagi nyawa) demi mendapatkan simpanan akhirat.
    Sebaliknya kebanyakan orang memberikan perhatiannya demi benda-benda dunia yang pasti sirna, membeli baju yang pasti usang, perabot yang kelak pecah, makanan yang pasti lenyap.
    7. Engkau mengetahui bahwa surga itu benar, namun kalian tidak takut darinya.
    Allah telah mudahkan untuk mendapatkan keselamatan dari neraka meski dengan beramal yang ringan-ringan, rosulullah mengkabarkan; “takutlah kalian akan neraka meski hanya dengan berinfaq separo biji kurma” (HR. Bukhori) 27)
    8. Engkau sibuk mencari-cari aib orang lain, namun melupakan aib diri sendiri.
    Pepatah mengatakan; kuman di seberang lautan tampak, gajak di pelupuk mata tidak. Sering menasihati orang lain namun melupakan diri sendiri. Ibarat lilin yang memberi penerangan cahaya buat orang lain namun membakar diri sendiri. Allah peringatkan;
    “Apakah kamu memerintahkan manusia dengan kebaikan sementara kamu lupakan dirimu sendiri smentara kamu membaca kitab Allah, maka apakah kamu tidak berfikir?” (QS.2: 44) 28)
    9. Engkau paham bahwa kematian adalah kepastian, namun kalian tidak persiapan.
    Namanya kematian tidak ada pemberitahuan, tidak pula ada pendaftaran, apalagi formulir. Maka jika rambut sudah beruban, kulit jadi keriput, jalan sempoyongan, badan sering sakit-sakitan, umur sudah udzur, maka sebentar lagi masuk kubur, tapi anehnya masih bergelimang dengan maksiyatnya. Tidak sadarkah bahwa kematian tidak hanya mendatangi orang yang berusia tua saja?
    Sebagaimana yang tersirat dalam syair;
    Betapa banyak orang yang lama sakit tak mati-mati, namun justu ada pemuda yang mati tanpa sebab penyakit, ia tak menyadari kain kafannya digunting sendiri di pagi hari ternyata membungkusnya di siang hari.
    10. Engkau sering melihat orang mati, namun tidak pernah mengambil pelajaran.
    Jika Utsman berhenti pada suatu kuburan maka ia menangis dan jenggotnya basah karenanya, lalu dikatakan: “engkau jika disebutkan surga atau neraka jarang menangis, mengapa saat melihat kuburan justru menangis?” Ia menjawab: “Kuburan merupakan persinggahan akhirat pertama kali, jika seseorang selamat darinya, maka selamatlah setelahnya. Tapi jika tidak selamat padanya maka celakalah berikutnya” 29)

    Setiap waktu, setiap masa manusia menginginkan kebutuhannya terpenuhi, sehingga seseorang sangatlah membutuhkan do’a, karena dia merasa betapa lemahnya tanpa do’a, karena betapa perlunya dia menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat. [Syah] [mardiansyah_10@yahoo.co.id



    posted by Penyejuh Hati @ 11.36   0 comments
    About Me

    Name: Ali
    Home: Magetan, Jawa Timur, Indonesia
    About Me: Asli Produk lokal dari Magetan keluaran pertengahan th 1987, keluaran pertama dari 2produk yang dibuat :D Yang sekarang sedang menempuh pendidikan S1 di sebuah Perguruan tinggi yaitu STTI Respati
    See my complete profile
    Previous Post
    Archives
    Favorit
    Powered by

    BLOGGER

    BLOGGER

    BLOGGER

    Free Blogger Templates

    © 2005 Penyejuk Hati Template by Isnaini Dot Com