Penyejuk Hati

 


TIME
  • Home
  • About Us
  • Penyejuk Hati
  • News
  • Humor
  • Album
  • Download
  • Contact Us
  • Suara Hati
    "Seorang dengan tujuan yang jelas akan membuat kemajuan walaupun melewati jalan yang sulit. Seseorang yang tanpa tujuan, tidak akan membuat kemajuan walaupun ia berada dijalan yang mulus!"
    Link Connection
    Data Tamu
    click here for website design companies
    Provided by florida web design company.
    Pesan Pengunjung
    <
    Free chat widget @ ShoutMix
    Mutiara Al-Qur’an
    Rabu, 13 Februari 2008

    Hiburan hati bagi yang diuji


    Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan, di antara mereka ada yang sholih dan sebagian yang lain tidaklah demikian. Dan Kami uji mereka dengan yang baik-baik (nikmat) dan yang buruk-buruk (bencana) agar supaya mereka kembali (kepada kebenaran)

    (QS. Al-A’rof: 168) 1)

    Pembagian kelompok manusia

    1. Di antara manusia ada yang mendholimi dirinya, dan di antara mereka ada yang pertengahan, dan yang lain yang selalu berlomba-lomba dalam kebaikan.2) Kelompok pertama, kelompok orang dholim, orang yang tidak menempatkan sesuatu sesuai dengan haqnya. Orang yang tidak beriman adalah kelompok ini, hidupnya penuh lumuran dosa-dosa. Mereka menyembah patung gundul, kayu hutan, batu-batu, dan benda-benda ciptaan Allah. Padahal semua bentuk peribadatan mutlak hanyalah untuk Allah. Maka kedoliman terbesar adalah syirik, sebab syiirk menjadikan benda-benda dan makhluk sebagai sesuatu yang diibadahi. Sebagaimana Allah berfirman: “Sesungguhnya syirik adalah kedholiman yang besar(QS Luqman: 13) 3)

    2. Kelompok kedua, Muqtashid yaitu mengerjakan amalan sebatas yang wajib-wajib saja, serta terjatuh pada yang haram-haram. Yang penting dalam kelompok ini menggugurkan kewajiban dan enggan menambah keutamaan-keutamaan. Mereka beramal sholih, kadang juga beramal buruk. Dan urusannya terserah Allah, jika Allah menghendaki maka ia diberi petunjuk, diampuni dan dimasukkan surga, dan jika Allah tidak menghendaki maka tidak mendapatkan ampunan dan balasannya neraka.

    3. Kelompok ketiga, adalah yang berlomba-lomba dalam kebaikan. Kelompok ini adalah golongan orang yang selalu kita pinta dalam setiap sholat, golongan orang yang diberi nikmat dunia akhirat, yaitu pengikut para nabi, sahabat, shodiqin dan sholihin 4)

    Hidup adalah Ujian

    1. Hidup ini tidak lepas dari ujian dan cobaan. Bahkan keduanya merupakan sunnatullah dalam kehidupan manusia. Manusia akan selalu diuji dalam segala sesuatu, dalam hal yang disenangi maupun hal yang dibenci.

    2. Selama hayat masih di kandung badan, selama jantung masih berdetak dan darah masih mengalir, demikian pula selama nafas masih berhembus, adalah sebuah kemestian jika cobaan, rintangan, musibah demi musibah, silih berganti mendatangi kita, sebagaimana yang telah Allah tetapkan;

    3. "Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (Al-Hadid: 22) 5)

    4. Tiap-tiap jiwa akan merasakan mati. Maka kami akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan(QS Al-Anbiya’:35) 6)

    5. Tentang ayat di atas Ibnu Abbas berkata: “Kami akan mengujimu dengan kesulitan maupun kesenangan, kesehatan maupun penyakit, kekayaan ataupun kemelaratan, halal maupun haram, ketaatan maupun kemaksiyatan, perintah maupun larangan petunjuk maupun kesesatan, siapa yang sebenar-benarnya bertaqwa” 7) dalam riwayat lain; kesenangan dan kesusahan di sela-sela kehidupan ini merupakan ujian.

    6. Ibnu Jarir berkata: “Kami menguji mereka dengan kemudahan dalam mendapatkan kehidupan dan kelapangan rejeki. Inilah yang dimaksud kebaikan-kebaikan (al-hasanat). Sedangkan yang buruk-buruk (as-sayyi’at) adalah kesempitan hidup, kesulitan demi kesulitan, musibah dan sedikitnya harta, agar mereka kembali kepada Allah dan bertaubat dari dosa dan maksiyat yang mereka lakukan. 8)

    7. Dan kebanyakan manusia tidak lulus dalam menghadapi ujian hidup. Banyak dari mereka yang putus asa, tertekan, stress, gila bahkan membunuh diri. Padahal jika sedikit mau menggunakan pikiran, tentu mereka menyadari bahwa hakekat ujian adalah wahana menaikkan kualitas diri. Dan jika hidup tanpa ujian niscaya manusia pasti sombong, berbangga diri, bakhil, keras kepala, serta kufur.

    8. Keadaan manusia yang tidak bersyukur atas nikmat dan tidak bisa sabar dalam menghadapi cobaan musibah merupakan indikasi imannya cemeng. Dan lebih parah lagi keadaan manusia yang ketika mendapat kenikmatan tidak beriman, mendapat musibah justru syirik. Di saat badan sehat enggan ibadah, giliran ditimpa sakit datang mencari bantuan paranormal dan jin.

    Hikmah dan faedah adanya ujian

    1. Cobaan merupakan sunnatullah yang telah ditetapkan berdasarkan rahmat dan hikmah-Nya. Sesungguhnya Allah tidak menetapkan sesuatu baik hal tersebut taqdir kauny maupun syar’i, melainkan di dalamnya terkandung kebaikan dan kasih sayang bagi hamba-Nya. Di balik semua taqdir yang Allah tetapkan kepada kita semua, tentu terkandung hikmah yang besar, yang tidak bisa dinalar oleh akal manusia.

    2. Ibnu Qoyyim berkata: Andaikan kita bisa menggali hikmah di balik setiap kejadian dan ketentuan dalam ciptaan-Nya, maka tidak kurang dari ribuan hikmah yang kita bisa petik. Namun akal ini amat terbatas, pengetahuan kita terlalu minim, serta ilmu semua makhluk akan sia-sia untuk mencurahkan kemampuannya jika dibanding dengan ilmu Allah. Sebagaimana sia-sianya sinar lampu dibanding dengan sinar matahari. Sebagaimana jika telah terbit matahari kemanakah cahaya bintang?

    3. Seorang muslim meyakini bahwa seorang muslim pasti mendapat ujian, sebagaimana seorang siswa sekolah pasti juga ujian; Sebagaimana Allah berfirman;

    Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al -‘Ankabut: 1-3) 9)

    1. Rasulullah bersabda: “Jika Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, niscaya Allah akan menyegerakan hukuman baginya di dunia dan jika Allah menghendaki keburukan pada hamba-Nya niscaya Allah akan mengakhirkan hukuman atas dosa-dosanya sehingga Allah akan menyempurnakan hukuman baginya di akhirat kelak.” (HR. At-Tirmidzi). 10)

    2. Dengan sabar, keadaan iman semakin kokoh. Tiada satupun keadaan yang berbolak-balik kecuali dituntut konsekuensi. Konsekuensi senang adalah bersyukur, konsekuensi kesusahan adalah sabar. Jika seorang mengaku beriman, keadaannya harus demikian, sebagaimana yang disifatkan nabi;

    3. Sungguh menakjubkan urusan mukmin, karena semua urusannya adalah kebaikan. Dan hal ini tidak terjadi kecuali pada diri seorang mukmin. Jika dia mendapat kegembiraan maka dia bersyukur maka demikian itu adalah kebaikan baginya. Jika mendapatkan kesusahan maka dia bersabar dan demikian itu merupakan kebaikan baginya(HR. Muslim) 11)

    4. Banyak sekali dalil yang menunjukkan bahwa musibah, ujian, kesulitan, penyakit dan kawaan-kawannya merupakan hal yang lazim menyertai hidup manusia. Tujuannya agar yang diuji mewujudkan peribadatan hanya kepada Allah.

    5. Dan sungguh kami akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira bagi mereka yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata: Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali. Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan dan rahmat dari Robb mereka, dan mereka itulah orang yang mendapatkan petunjuk(QS.2:155-156-157) 12)

    6. Di antara faidah penyakit dan musibah-musibah atau bencana ialah mengembalikan hamba yang tadinya jauh dan lali dari Allah menjadi ingat dan kembali kepada-Nya. Keadaan ini menjadikan dia berhenti dari hobby dosa yang biasa dia lakukan. Yang biasa asyik berendam di lumpur maksiyat, terjerat kebid’ahan dan kubangan hawa nafsu, sibuk melulu dengan urusan dunia lali dengan Robbnya, menjadi sadar dan bertaubat kembali kepada Allah.

    7. Apa Rahasia sebenarnya di balik cobaan? Apakah Allah ta'ala hendak berbuat dzalim kepada hamba-Nya atau menyakitinya? Tidak.

    8. Bergembiralah, karena musibah adalah sebagai bukti bahwa Allah menghendaki kebaikan untuk diri-diri kita, baik di dunia maupun di akhirat, sebagaimana yang Rasulullah sabdakan:
      Barangsiapa dikehendaki oleh Allah suatu kebaikan bagi dirinya, niscaya Allah akan menimpakan baginya cobaan.” (HR. Al-Bukhari) 13)

    9. Rosulullah mengajarkan do’a jika kita mendapat ujian; “Sesungguhnya kita milik Allah dan hanya kepada Allah kita akan kembali. Ya Allah, berilah pahala atas musibah yang menimpaku dan gantilah untukku dengan yang lebih baik dengannya.” (HR. Muslim) 14)

    10. Oleh karena itu dengan cobaan hidup manusia menyadari kelemahan, kehinaan, dan ketidakmampuan di hadapan Allah ta’ala. Sehingga ia selalu kembali dan berserah diri kepada-Nya.

    11. Allah berfirman: “Sesungguhnya kami telah mengutus rosul-rosul kepada umat-umat sebelummu, kemudian kami siksa mereka dengan menimpakan kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon kepada Allah dan tunduk patuh(QS. Al-An’am: 42) 15)

    12. Ibnu Jarir berkata: ujian yang ditimpakan kepada mereka berupa kemiskinan dan kesempitan dalam penghidupan. Sedangkan (Ad-Dhorro’) ujian kepada mereka berupa penyakit dan cacat tubuh. Dengan kondisi seperti itu seharusnya membuat mereka selalu tunduk kepada Allah dan hanya mencintai-Nya ta’at dan pasrah kepada-Nya dan tidak kepada selain-Nya” 16)

    13. Kita tentu pernah merasakan sakit, atau barangkali sedang sakit dan akan sakit. Maka semua ujian ini sebagai sebab dihapuskannya dosa dan kesalahan yang pernah kita lakukan, baik dengan hati, pendengaran, penglihatan, ucapan, dan seluruh anggota tubuh. Atau cobaan ini semua adalah sebagai teguran dan sekaligus hukuman agar kelak di akhirat pelakunya tidak dibalas lagi dengan siksaan, sehingga berjumpa dengan Allah dalam keadaan bersih dan selamat.

    14. Rosulullah bersabda; “tidaklah seorang muslim ditimpa musibah maupun penyakit melainkan Allah akan menggugurkan dosa-dosanya karenanya sebagaimana pohon yang menggugurkan daun-daun(HR. Bukhori-Muslim) 17)

    15. Dari Sa’id Al-Khudry, berkata: “ada seorang laki-laki datang bertanya kepada rosulullah; “penyakit-penykit menimpa kami, lantas apa yang kami peroleh karenanya?” Beliau bersabda;”pengampunan dosa” lalu Ubay berkata; “sekalipun penyakit itu ringan?” beliau menjawab; “sekalipun hanya tertusuk duri dan yang lebih kecil lagi” (HR. Ahmad) 18)

    16. Di antara faedah cobaan dan ujian hidup adalah akan dituliskannya pahala kebajikan dan diangkatnya derajat. Jika dia bersabar. Rosulullah bersabda; Tidaklah seorang hamba ditimpa musibah lalu bersabar dan berdo’a; Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali. Ya Allah berilah aku pahala dalam musibah ini dan berikan padaku ganti yang lebih baik, melainkan Allah memberikan pahala dalam musibah itu dan akan menggantikannya dengan yang lebih baik baginya(HR. Muslim) 19)

    17. Rosulullah bersabda; “tidaklah seorang muslim yang tertusuk duri atau yang lebih ringan dari itu kecuali ditetapkan dengan sebab itu satu derajat dan dihapuskan pula satu kesalahan(HR. Muslim) 20)

    18. Allah berfirman: “Wahai anak Adam, jika engkau sabar dan mencari keridho-an pada musibah yang pertama maka Aku tidak meridhoi pahalamu melainkan Surga(HR. Ibnu Majah) 21)

    19. Surga itu dikelilingi dengan sesuatu yang dibenci dan neraka itu dikelilingi dengan sesuatu yang disukai (berbagai syahwat)(HR. Bukhori-Muslim) 22)

    20. Dari Atho’ berkata kepada Ibnu Abbas: ada seorang wanita yang kena penyakit ayan, dia meminta didoakan nabi agar sembuh, kemudian nabi bersabda kepadanya: “jika kamu bersabar maka bagimu surga. Dan jika kamu mau berdoalah kepada Allah agar disembuhkan” Wanita itu berkata: “aku bersabar, tapi aibku tersingkap, maka do’akanlah kepada Allah agar auratku tidak tersingkap. Maka beliaupun berdo’a untuk wanita itu” (HR. Bukhori-Muslim) 23)

    Do’a khotimah

    1. Semoga keadaan dan suasana yang silih berganti dalam kehidupan yang kita alami berupa kesenangan maupun kesusahan mampu menjadikan kita hamba yang tetap tegar menghadapinya dan semuanya bisa menghantarkan kita mendapatkan rohmat-Nya dan memasuki Surga-Nya.

    2. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “musibah dan bencana yang diterima dengan ikhlas karena Allah, lebih baik bagimu daripada nikmat-nikmat yang membuatmu lupa mengingat-Nya” [Syah]


    Narasumber : Al Ustadz Mardiansyah
    posted by Penyejuh Hati @ 23.37  
    0 Comments:
    Posting Komentar
    << Home
     
    About Me

    Name: Ali
    Home: Magetan, Jawa Timur, Indonesia
    About Me: Asli Produk lokal dari Magetan keluaran pertengahan th 1987, keluaran pertama dari 2produk yang dibuat :D Yang sekarang sedang menempuh pendidikan S1 di sebuah Perguruan tinggi yaitu STTI Respati
    See my complete profile
    Previous Post
    Archives
    Favorit
    Powered by

    BLOGGER

    BLOGGER

    BLOGGER

    Free Blogger Templates

    © 2005 Penyejuk Hati Template by Isnaini Dot Com